ZIDAH’s Journal:
Tentang Putri Keperawatan
Sumber: Official Account Himpunan
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Angka dalam kalender telah
berputar sebanyak 365 kali. Tepat 1 tahun yang lalu, teringat kembali kisah seorang
gadis yang mencoba peruntungannya dalam ajang pemilihan Putri Keperawatan UIN
Jakarta 2017. Gadis yang tak dapat berbicara di depan umum walaupun terkadang
ia mempunyai pemikiran akan suatu hal, ia hanya menyimpan pemikirannya dalam
benak, karena menurutnya “bukan sebuah kebutuhan menjadi manusia vokal agar
terlihat, namun sebuah keinginan menjadi manusia pemikir dengan hasil yang
dapat dinikmat”. Gadis berumur 21 tahun itu berusaha memadukan keduanya,
karena agar hasil pemikirannya dapat dilihat maka butuh vokal yang baik agar dapat
didengar. Kali ini, gadis tersebut ditantang agar berani mengungkapkan
pemikirannya melalui esai yang dipresentasikan dalam ajang tersebut “tentang
makna solidaritas”.
Gadis itu adalah aku!
Aku memulai ceritaku dari sebuah
ketidakyakinan. Dulu, ketika aku melihat adik kelasku menjadi peserta dalam
ajang ini (tahun 2016), aku mengatakan bahwa “Aku tidak akan mungkin
sepertinya, karena aku bukan orang hebat yang mampu presentasi dan menjawab pertanyaan secara
lisan layaknya miss Indonesia atau miss-miss apapun itu yang ada di televisi.
Aku bukan orang yang cukup berani, hanya berani berbagi melalui tulisan. Hanya itu”. Tapi ternyata, percaya atau tidak,
“ketika seseorang merendahkan
dirinya sendiri dengan segala kekurangan, maka dalam ketidaksadarannya, ia
sedang menantang dirinya agar mampu menjadi yang lebih baik dari apa yang ia
fikirkan”.
Yaa.. aku membuktikan kalimat
itu. Ketika aku berfikir bahwa aku adalah manusia yang paling rendah dengan
segala kekuranganku, maka secara tidak langsung aku berusaha membuktikan pada
diriku sendiri bahwa aku tidak serendah
yang aku pikirkan, mungkin saja aku bisa lebih dari orang lain, namun aku-nya
saja yang tidak pernah mau membuktikan pada diriku sendiri. Dan saat ini, aku
berhasil menantang dan membuktikan pada diriku bahwa aku dapat mengalahkan
ketidakyakinan berbicara di depan umum.
Singkat cerita, Alhamdulillah, gadis penakut tersebut terpilih sebagai
Putri Keperawatan UIN Jakarta 2017.
Kisahku secara lengkap tentang Putri
Keperawatan UIN Jakarta 2017 sudah aku tulisakan dalam buku Santri Pejuang
Mimpi yang diterbitkan oleh CSSMoRA Nasional. Dalam buku tersebut aku
mengisahkan diriku “tentang makna kegagalan”. Mungkin akan aku tulisakan pada
postingan berikutnya tentang bahagiaku ketika namaku terpilih sebagai
kontributor pada buku tersebut.
Mei, 2018
![]() |



