Friday, May 11, 2018

ZIDAH’s Journal: Tentang Putri Keperawata

ZIDAH’s Journal: Tentang Putri Keperawatan

Sumber: Official Account Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
 
Angka dalam kalender telah berputar sebanyak 365 kali. Tepat 1 tahun yang lalu, teringat kembali kisah seorang gadis yang mencoba peruntungannya dalam ajang pemilihan Putri Keperawatan UIN Jakarta 2017. Gadis yang tak dapat berbicara di depan umum walaupun terkadang ia mempunyai pemikiran akan suatu hal, ia hanya menyimpan pemikirannya dalam benak, karena menurutnya “bukan sebuah kebutuhan menjadi manusia vokal agar terlihat, namun sebuah keinginan menjadi manusia pemikir dengan hasil yang dapat dinikmat”. Gadis berumur 21 tahun itu berusaha memadukan keduanya, karena agar hasil pemikirannya dapat dilihat maka butuh vokal yang baik agar dapat didengar. Kali ini, gadis tersebut ditantang agar berani mengungkapkan pemikirannya melalui esai yang dipresentasikan dalam ajang tersebut “tentang makna solidaritas”. 

Gadis itu adalah aku!

Aku memulai ceritaku dari sebuah ketidakyakinan. Dulu, ketika aku melihat adik kelasku menjadi peserta dalam ajang ini (tahun 2016), aku mengatakan bahwa “Aku tidak akan mungkin sepertinya, karena aku bukan orang hebat yang mampu presentasi dan menjawab pertanyaan secara lisan layaknya miss Indonesia atau miss-miss apapun itu yang ada di televisi. Aku bukan orang yang cukup berani, hanya berani berbagi melalui tulisan. Hanya itu”. Tapi ternyata, percaya atau tidak, 

ketika seseorang merendahkan dirinya sendiri dengan segala kekurangan, maka dalam ketidaksadarannya, ia sedang menantang dirinya agar mampu menjadi yang lebih baik dari apa yang ia fikirkan”
Yaa.. aku membuktikan kalimat itu. Ketika aku berfikir bahwa aku adalah manusia yang paling rendah dengan segala kekuranganku, maka secara tidak langsung aku berusaha membuktikan pada diriku sendiri  bahwa aku tidak serendah yang aku pikirkan, mungkin saja aku bisa lebih dari orang lain, namun aku-nya saja yang tidak pernah mau membuktikan pada diriku sendiri. Dan saat ini, aku berhasil menantang dan membuktikan pada diriku bahwa aku dapat mengalahkan ketidakyakinan berbicara di depan umum.  Singkat cerita, Alhamdulillah, gadis penakut tersebut terpilih sebagai Putri Keperawatan UIN Jakarta 2017. 
 
Kisahku secara lengkap tentang Putri Keperawatan UIN Jakarta 2017 sudah aku tulisakan dalam buku Santri Pejuang Mimpi yang diterbitkan oleh CSSMoRA Nasional. Dalam buku tersebut aku mengisahkan diriku “tentang makna kegagalan”. Mungkin akan aku tulisakan pada postingan berikutnya tentang bahagiaku ketika namaku terpilih sebagai kontributor pada buku tersebut. 

Mei, 2018