Wednesday, April 18, 2018

Bertemu Denganmu (Lagi)! III


Bertemu Denganmu (Lagi)! III


14:00, aku menulis kisah ini secara langsung setelah aku bertemu denganmu, di lantai teratas kos dengan suasana sedikit teduh dan jauh dari hingar bingar tetangga kos.

***

Dua jam aku berdiri di logo kebesaran kampus, namun tak ku temukan tanda wisudawan akan segera keluar. Hanya terlihat keluarga yang menunggu di taman dan para pedagang yang sesekali berkata “Dek, beli Dek.”

Hari ini merupakan hari bersejarah bagi siapapun yang mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan selama empat tahun atau bahkan tiga setengah tahun. Hari bersejarah bagi mereka yang dengan susah payah mengorbankan tenaga, biaya, pikiran, dan perasaan. Apalagi sebagai anak rantau yang harus mengorbankan ego dan perasaannya untuk jauh dari keluarga. Namun yang pasti, dengan adanya moment seperti ini, pengorbanan akan terbayar dengan hadirnya kebahagiaan. Orang tua manapun akan bangga melihat anaknya berjalan dengan anggun dan atau gagahnya menggunakan kebaya atau jas yang diselubungi seragam hitam dan sleber sesuai dengan warna fakultasnya. 

Jarum jam hampir mengarah ke angka 12. Satu, dua, tiga, bahkan belasan wisudawan sudah mulai keluar. Tujuan utamaku datang ke sini adalah agar dapat memberikan selamat kepada kakak tingkat dan kerabat yang sudah banyak berjasa memperkenalkan ku akan makna keluarga dan organisasi selama menjadi mahasiswa, lebih dari itu, aku juga mempunyai tujuan sampingan yakni agar dapat bertemu dengannya untuk sekadar memberikan selamat karena sampai detik ini aku tak mempunyai keberanian berdialog dengannya.

Tak usah menyalahkan dirimu karena tak bisa memulai percakapan, karena akan ada waktunya engkau mempunyai keberanian, bukan hanya sekadar memberikan sapaan namun juga mengungkapkan perasaan. Tunggulah waktunya tiba dan kau akan memahaminya.
Kakak tingkat dan kerabat yang kuberikan selamat silih berganti, begitupun dengan foto yang sudah sudah berganti-ganti pose, jargon pun juga sudah berkali-kali terlontar. Namun sosok yang ku tunggu belum juga terlihat.

“Mungkin dia sudah harus dinas. Atau mungkin dia sudah pulang dengan keluarganya. Atau mungkin dia tak hadir dalam wisuda ini” fikiranku menduga-duga.

Tidak lama berselang. Ketika aku asik ngobrol, ternyata  lelaki itu tiba-tiba ada dihadapanku dengan jarak kurang lebih 10 meter. Aku memperhatikannya walaupun kadang tubuhnya teralingi oleh pohon besar. Yaa.. Untuk kesekian kalinya, Tuhan mengerti apa keinginanku, yang aku tak paham apakah ini juga termasuk kebutuhanku. 

Kata orang-orang, “Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan”. Aku tak paham apakah bertemu dengannya adalah kebutuhan atau sekadar keinginginan. Mungkin lebih tepatnya ini adalah sebuah kebetulan.

; Pertengahan Februari, 2018

No comments:

Post a Comment