ZIDAH’s Journal:
Makna 21 April
Sejak TK aku sudah diajarkan
untuk mengenal atau bahkan merayakan hari-hari yang istimewa di negeri ini,
tidak terkecuali Hari Kartini. Dulu waktu anak-anak umi masih TK, setiap tahun umi
pasti “rempong” mencari tempat penyewaan baju adat, mencari salon untuk sanggul
sekaligus make up, mencari orang untuk
nganterin ke TK dan kesibukan lainnya di hari itu.
Saat sudah kuliah-pun, umi
terkadang masih meminta anaknya untuk berfoto menggunakan baju adat. Seperti
foto dibawah ini yang diambil satu tahun lalu. Semua anak perempuan umi diminta
untuk menggunakan baju adat Sumatera, kebetulan waktu itu (21 April 2017),
salah satu anak umi yang sedang menempuh pendidikan di Aliyah sedang mengadakan
lomba menyambut hari Kartini di sekolahnya, dan baju ini adalah baju sewaan
yang kami pinjam dari dia sehabis mengikuti perlombaan.
Sore kemarin, di salah satu
televisi swasta, aku melihat tayangan film layar lebar yang berjudul “Kartini”.
Awalnya aku biasa saja melihat filmnya tapi semakin diikuti alurnya, aku
semakin tertarik. Dari film tersebut aku memahami bahwa Kartini merupakan sosok
“Pejuang Literasi” di masanya dengan segala problematika batin dan keadaan.
Namun dibalik itu semua, tak melunturkan kegigihan Kartini.
Dari dulu hingga saat ini, aku
tak pernah membaca secara detail tentang sejarah Raden Ajeng Kartini yang
merupakan tokoh emansiapsi wanita yang selalu diperingati tanggal 21 April,
yang aku tahu hanya sebatas sejarah yang dijelaskan oleh guru sewaktu sekolah,
televisi, atau bahkan dari sosial media hasil postingan orang-orang. Aku merasa
menjadi “Pemudi Payah” karena tak tahu secara detail mengenai sejarah bangsaku.
Apa hanya aku yang merasa seperti ini? Atau
pemuda-pemudi lain juga sama? Ahh.. Mudah-mudahan pemuda-pemudi lain berbeda
denganku, sehingga bangsa ini akan terbebas dari kebodohan akan ketidaktahuan sejarah
bangsanya. Tetapi dengan aku yang merasa
payah, aku menjadi berusaha untuk lebih
giat mencari tahu tentangnya.
“Hey kamu! Janganlah jadi
pemalas yang selalu berkata ‘aku tak tahu’. Pelajarilah sejarah bangsamu,
dengan begitu kamu akan tahu. Tidak ada kata terlambat untuk merubah tabiat. Ingat!
Kamu adalah pemuda hebat! Bergeraklah!”
; April, 2018





