Wednesday, March 28, 2018

Zidah’s Journey : Tentang IME 2018


Zidah’s Journey : Tentang IME 2018

2/3/2018
Ada seorang teman yang memberikan informasi ke grup kelas bahwa Minggu ini salah satu dosen kami mengajak untuk bergabung menjadi relawan pada salah satu acara Expo terbesar tahun ini. Nama acaranya IME kepenjangan dari Islamic Medicine Expo.
Aku tak tau menahu tentang acara itu, yang aku tau temanku hanya mengatakan bahwa di acara nanti aku dan teman-teman kelasku akan berkontribusi dalam pemeriksaan gratis, maklum kami terlahir sebagai mahasiswa kesehatan sehingga kalau ada acara yang dapat melatih keterampilan kami "mengapa tidak untuk ikut terlibat di dalamnya". :D

Ada rasa dilema memutuskan untuk ikut terlibat dalam acara tersebut atau tidak sama sekali. Di satu sisi, ini adalah pengalaman yang sangat langka, di sisi lain ada tugas negara (=skripsi) yang harus aku selesaikan. Bismillah. Dengan percaya diri aku mengirim pesan ke temanku bahwa aku mau ikut terlibat dalam acara tersebut.

Temanku bilang acaranya dimulai dari pukul 8 dan berakhir pukul 4 sore, menurutku ini tak akan mengganggu waktuku menyiapkan materi untuk seminar proposal yang akan berlangsung 2 hari lagi, tooh aku juga sudah mempersiapkannya sejak jauh-jauh hari.


4/3/2018
Acarapun tiba.
Aku fikir acara dilaksanakan di pelataran masjid Pondok Indah, tapi ternyata tidak. Hari ini hanya pra-acara IME yang diselenggarakan di ruang pelatihan Masjid Pondok Indah. Ruangannya berukuran kecil, tapi cukup nyaman dengan suhu ruangan yang menyejukkan. 

Beberapa orang sudah berada di kursi masing-masing, dengan sphygmomanometer dan stetoskop yang sudah siap di atas meja atau bahkan melilit di leher. Pada pra-acara ini kami (mahasiswa UIN, ibu-ibu dan bapak-bapak yang sama sekali aku tidak tahu latar belakangnya, entah beliau adalah dosen, mahasiswa, praktisi atau apapun itu, tapi yang pasti beliau adalah orang-orang hebat yang mau meluangkan waktunya untuk belajar dan mengasah keterampilan) diajarkan mengenai cara untuk mengukur tekanan darah dan dipaparkan juga mengenai berbagai macam penyakit yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.

Semua tampak antusias. Hingga akhirnya dzuhur-pun tiba.
Aku pamit untuk pulang karena aku harus beristirahat agar tidak kelelahan untuk menyiapkan tenaga dan pikiran menyelesaikan materi proposal skripsi. Aku tak tau setelah itu apa yang dibicarakan, hingga info dari grup-pun berdatangan. Ada yang mengatakan bahwa kami harus datang untuk Minggu selanjutnya, ada yang memberikan rangkuman pertemuan antara panitia dan relawan pada acara tadi, ada yang memberikan rundown acara. Aku tak mengerti sama sekali apapun tentang itu.

15/3/18
Setelah beberapa hari berlalu dan tidak ada pertemuan, akhirnya kami dipertemukan kembali utuk mengikuti rapat persiapan akhir IME. Aku tak tahu ruangan mana yang akan dijadikan ruangan rapat, hingga akhirnya aku bertemu dengan dua orang temanku. Kita sama-sama tak tahu menahu soal ruangan mana yang akan dijadikan tempat rapat. 

Kedua temanku memutuskan untuk sholat dahulu baru mencari ruangan, sementara aku menunggu mereka di selasar masjid. Saat aku menunggu, ternyata ada seorang pria yang menurutku "linglung", entah mencari teman atau apapun yang pasti dia sedang kebingungan. Aku fikir dia sama sepertiku, sama-sama sebagai relawan IME, tapi aku tak mau bertanya kepadanya toh aku juga tak mengenalnya. 

Beberapa menit menunggu.
Temanku yang lebih dahulu datang menjemputku untuk memberi tahu ruangan rapat. Ruangan kali ini bukan di ruang pelatihan yang kemarin, melainkan di ruang panitia yang berada tidak jauh dari aula acara besok.

Dari sekian banyak panitia, hanya teman-teman UIN dan satu yang aku kenal, yakni dosenku. Selebihnya sosok-sosok hebat yang belum aku kenal, namun sesuai berjalannya waktu aku pasti mengenalnya, walaupun nantinya beliau-beliau belum tentu mengenalku. 

Tak lama aku masuk ke ruang rapat, ternyata pria tadi juga masuk setelahku. Moral value yang dapat diambil adalah "Jangan malu untuk bertanya dan membantu orang lain bila kamu rasa perlu dan orang tersebut membutuhkan bantuanmu".

Rapat-pun berjalan dengan Komando penuh oleh ketua pelaksana. Dari awal aku yakin bahwa nahkoda kami adalah sosok yang bijak dan tangguh. Serta para panitia yang notabennya lebih tua dariku yang sejak awal membuatku  nyaman dan tidak terlalu canggung untuk bertanya apabila ada hal yang membingungkan.

Waktu pun semakin larut. Beberapa PR (panitia & relawan) ada yang masih sibuk menyiapkan berkas untuk goodybag, ada yang izin sholat, bahkan ada yang sudah izin pulang, dan masih ada ada-ada yang lain.

Kami mahasiswa UIN pamit pulang lebih dulu karena kata salah satu Ibu panitia tidak ada tugas yang harus kami selesaikan malam ini. Dan besok pagi secara teori, kami diinstruksikan untuk datang lebih pagi karena ada beberapa goodybag yang harus disiapkan untuk para peserta. Kamipun pulang.


16/3/18
Hari pertama IME.
Seperti biasa, aku jadi orang yang paling terlambat datang karena ada pekerjaan di rumah yang harus aku selesaikan. 

Tenda, stand bazaar, fotobooth, kursi, panggung, dan segala pernak-pernik  IME sudah terpasang sesuai dengan tempatnya. Peserta juga sudah berdatangan menempati kursi paling depan agar mereka lebih fokus. Sementara beberapa PR sibuk sebagai penerima tamu, menyiapkan perlengkapan dan lainnya.

Aku dan mahasiswa UIN di tugaskan sebagai "among tamu", siapapun  yang datang maka kami harus mengantarnya sampai duduk di kursi yang telah tersedia.

Acara International Medicine Expo 2018 telah dibuka malam ini dengan menghadirkan sosok yang tak asing lagi, yakni Ust.Arifin Ilham. Setelah itu dilanjutkan dengan malam penganugerahan.




Bangga rasanya bisa menjadi bagian dari acara besar ini. Dapat menyaksikan ratusan peserta dari berbagai provinsi bahkan ada pula dari negara-negara tetangga. Biasanya di kampus hanya menyelenggarakan skala Nasional, tetapi sama-sama luar biasanya kok :).
 "Ini adalah kali pertama kami berlayar di lautan lepas nan luas. Kami baru saja berlayar bersama sosok-sosok tangguh, kuat nan hebat. Kami bahagia dapat menjadi bagian dari pelayaran ini. Tak ada kata melelahkan untuk sebuah perjalanan yang memberikan banyak pengalaman."


17/3/18
Hari ini adalah hari kedua IME.
Acaranya full seminar, dan malamnya dilanjutkan dengan gala dinner. Semua berjalan dengan lancar. Walaupun terkadang “riweh”. Tapi hal itu pasti dialami oleh setiap acara dimanapun itu. Yang pasti aku senang dapat melewati hari ini yang memberikan banyak pelajaran yang tidak hanya didapatkan di kampus






18/3/18
Hari terakhir IME.
Beragendakan workshop yang terdiri dari pemateri yang luar biasa. Sesekali aku mencuri waktu untuk duduk di kursi paling belakang atau bahkan berdiri untuk ikut mendengarkan materi yang menurutku sangat bagus karena setiap katanya dijelaskan secara detail dan mudah dipahami.
Siang-pun berlalu.

Tibalah pada akhir dari acara. Beberapa peserta keluar dari aula dan menyerbu meja pembagian sertifikat. Panitia dan relawan sibuk membagikan sertifikat, namun ada juga panitia yang sibuk mencetak sertifikat (di balik layar). Alhamdulillah semua berjalan lancar.

Pertemuan PR diakhiri dengan foto bersama. Entah kapan kami akan bertemu lagi :').

"... Ada saat dimana melepaskan dan merelakan adalah cara terbaik untuk mengakhirkan sebuah pertemuan. Dan karenanya, perpisahan hanya menyisakan kerinduan ..."




Biarlah rindu sejenak singgah karena perspisahan ini, karena nanti pada saatnya bertemu, ada rasa yang lebih bahagia daripada sekadar rasa rindu.

Terimakasih IME 2018.

 


No comments:

Post a Comment