Wednesday, August 10, 2016

ZIDAH's Journey: Liburan Sederhana Ala Sungai Ciliwung

ZIDAH's Journey: Liburan Sederhana Ala Sungai Ciliwung

7 Agustus 2016,


Ini merupakan petualangan pertama kami (K'paah, Zidah, Taqi)  untuk menyusuri Sungai Ciliwung secara langsung. Ini masih bisa dibilang "Petualanga Keluarga" gak ya? Haha.. Kita ke sini diajak oleh seseorang yang doyan banget berpetualang bersama Dompet Dhuafa nya yakni Ichan (Imut Chantik). Apa yang Anda fikirkan tentang Ichan? Cewe maco yang suka berpetualang? Hoho.. Tidak kawan! Ichan itu seorang pria bernama Maizar Helmi.

Petualangan akan dimulaiii....
Pukul 07.30, titik kumpul nya di rumah tiga serangkai bersaudara (K'paah, Zidah, Taqi). Sebelum jalan seperti biasa, umi kita sibuk untuk "ngempanin" kita. Kita disuruh sarapan pagi dengan lauk telor balado, nasi uduk dan beserta teman-temannya. Setidaknya kita berusaha untuk ngisi perut biar tiba-tiba di jalan gak pingsan. Gak lucukan kalau di koran tertulis "seorang wanita tenggelam di Sungai Ciliwung saat menyusuri sungai karena pingsan belum sarapan pagi"? Haadeeh gak banget kan? Haha.. (apaan si gak jelas :D)

Setelah selesai makan kita langsung pergi menggunakan motor untuk langsung menuju ke TKP. Jarak dari rumah menuju TKP sekitar setengah jam, jalanan kali itu lengang, sedikit terbebas dari polusi asap kendaraan yang dengan enaknya mengotori Jakarta. Tapi kita ke sana naik motor, berarti kita ngotorin Jakarta dong ya? Heemm.. gak apa deh, yang pentingkan udah uji emisi ^_^.

Oke kita lanjut..
Seluruh yang ingin menyusuri Sungai Ciliwung berkumpul di Carrefour (lupa namanya Carrefour apa, yang pasti sampingnya ada Sungai Ciliwungnya). Sebelum kita memulai naik ke perahu kita menggunakan rompi terlebih dahulu. Rompi siap! Perahu siap! Dayung Siap! Air-pun bersambut! Kita mulai!

Ini bukan susur sungai utnuk lomba tapi untuk have fun aja karena di daerah itu sedang ada acara jadi Dompet Dhuafa di undang, dan kru dari Dompet Dhuafa ngajak kita (Alhamdulillah rejeki anak sholehah diajak jalan-jalan ^_^). Perahu yang kita kayuh slow banget, karena di sana kita menikmati pemandangannya. Walaupun mungkin pemandangannya jauh dari kata asri, tapi setidaknya dari pemandangan yang kita lihat sekarang, kita dapat mengerti bahwa seperti ini wajah Jakarta. Awal susur sungai, aliran airnya tidak terlalu banyak sampah. Tapi pas kita lanjut lebih jauh lagi. Waaww.. Sampah-sampah everywhere!

Siapa yang harus disalahkan oleh banyaknya tumpukan sampah di Sungai Ciliwung? Pemerintah? Atau mungkin kita warganya? Aahh.. Persoalan yang selalu diperdebatkan tapi tidak ada kesadaran dari orang yang memperdebatkan untuk membenahi Sungai Ciliwung. Tidak usah berfikir rumit mengenai kebersihan Sungai Ciliwung. Sebenarnya sebagai orang awam yang tidak mengerti cara membenahi sungai, kita bisa kok untuk tidak membuang sampai ke sungai. Toh itu merupakan suatu bentuk perlakuan kita untuk menjaga kebersihan sungai, bukan? 

Mulailah tidak membuang sampah di sungai, sekecil apaun sampah yang kamu buang, akan berdampak besar nantinya untuk masa depan. Ketika anak-cucumu nanti tidak dapat lagi merasakan naik perahu atau sampan di aliran Sungai Ciliwung karena tertutup oleh sampah, itu karena ulah siapa? Ulah kakek-neneknya? Anak-cucumu nanti mau menyalahkan siapa? Kamu? Sedangkan kamu saja mungkin sudah meninggal. Jadi, berusaha untuk mencintai lingkungan di sekitarmu ya demi masa depan. Hehe.. (so' bijak, maafkan.. v^_^)

Lanjut ke ceritanya ya genggss..
Setelah beberapa menit kita menyusuri sungai, kita berhenti dulu untuk "ngaso" sambil cari tukang-tukangan untuk beli minuman. Ngaso-pun selesai kita lanjut lagi, dan sampailah kita di titik akhir. Susur sungai kali ini berakhir!!! Perahu kita berhenti di bawah jembatan, kita mengangkut perahu ke atas untuk nantinya di bawa menggunakan mobil jemputan menuju ke tempat awal pertama kali kita start. Kita beristirahat  sambil menunggu jemputan untuk mengangkut perahu-perahu, ada sekitar 4 perahu yang di angkut. Setelah perahu dinaikan ke atas mobil, selanjutnya kita para penyusur sungai. Daann.. Sudah sampai. Say goodbye untuk semua kaka Dompet Dhuafa dan PNPU yang sudah mengajak kita menambah pengalaman baru menyusuri Sungai Ciliwung. 

Akhir dari cerita ini. K'Ichan, K'Paah, Zidah dan Taqi makan siang dulu di D'Cost dan berakhir pukul 13.30 \^_^/.

Tuesday, August 2, 2016

Salam Merbabu untuk Pernikahan Boemi 26th


Tiada kata indah
Tiada kata istimewa
Tiada kata untuk melukis semua rasa

Apa cinta harus dengan kata?
Yang ku tahu cinta tak perlu banyak bicara

Cinta ada dalam jiwa
Cinta ada dalam hati dan tak perlu banyak teori

Bicara soal cinta? Sulit
Tak nyata, tak pula tampak oleh mata

Lalu..
Apa yg kau fikirkan tentang cinta?
Cinta pria pada wanitanya?
Atau wanita pada prianya? Bukan
Bukan hanya itu

Pikiranmu terlalu sempit kawan.
Kau belum benar-benar memahami

Aku memang bukan pujangga cinta tapi ku tahu bahwa cinta bukan hanya sebatas itu

Jika ada yg bertanya tentang cinta, jawabku sederhana
Cinta itu seperti ayah dan ibu kepada anaknya, anak kepada ayah ibunya, adik kepada kakanya, kaka kepada adiknya
Itulah cinta nyata bagiku

HAPPY WEDDING 26th (BUYA & UMI)
Semoga Allah selalu manjaga cinta dalam jiwa yang selalu meningat akan dirimu

_salam cinta  
Rizqiyah Wafiroh, Farhah Abadiyah, Zahidah Amatillah, Taqi Falsafati, Widya 'Azaa Zharifa, Muhdah Marommatul 'Aisy, dan Agam Damik Nuthqi dari Gunung Merbabu (3.142 mdpl), Magelang, Jawa Tengah, Indonesia

Wednesday, July 27, 2016

ZIDAH's Journey: Merbabu Yuhhuu..

ZIDAH's Journey : Merbabu Yuhuu..

26 Juli 2016, kami memulai perjalanan kami menuju Yogyakarta. 



  Awalnya sedikit ragu ketika mengambil keputusan akan "manjat" gunung Merbabu di Magelang atau tidak. Tapi ya udah, berusaha untuk ngeyakinin diri sendiri ajah mumpung bulan ini lagi libur semester ;) . 

Jadi kami berangkat dari Jakarta menuju Jogja menggunakan Kereta Api. Entah perjalanan ini bisa dibilang jalan-jalan keluarga atau apalah yang pasti Zidah jalan-jalan bersama dengan kakak dan adik tercinta yakni Ka Paah dan Taqi, dan bersama teman-teman mereka yakni Ade, Aji, KaWali, dan Ka Faqih. Kita berangkat dari rumah menuju stasiun itu mepet banget, nyaris ketinggalan kereta cooy, tapi Alhamdulillah namanya rejeki anak sholehah mah gak kemana, kita masih di tungguin sama keretanya di stasiun tuh haha..



Oia, ini perjalanan   kedua Zidah menggunakan kereta api jarak jauh setelah bertahun-tahun lamanya gak naik kereta, sumpah norak abis, dan baru kali ini juga sholat pakai mukena sambil duduk dibangku kereta demi menghormati waktu sholat ^_^.

Oke, kita lanjut ke cerita perjalanannya. Jarak dari stasiun Senen ke Lempunyangan itu sekitar 8,5 jam dari jam 11.30-20.00. Setelah sampai di stasiun Lempuyangan kita disambut oleh kaka Mapalaska yaitu bang Penjol, setelah sedikit kongko-kongko di warung depan stasiun, kita langsung diantar ke base-camp Mapalaska UIN Jogja untuk sejenak beristirahat dan berkenalan dengan kaka-kaka Mapalaska yang nantinya akan naik gunung bersama kita. Sehabis istirahat di base-camp Mapalaska, kita lanjut pergi ke Magelang. Jadi kita nge-camp untuk tidur malam dulu sebelum paginya naik gunung.



27 Juli 2016,
 Setelah menyiapkan cukup tenaga setelah tidur dingin-dinginan beralaskan karpet yang malah membuat dingin, kita melanjutkan "perjalanan yang sesungguhnya". Kita memulai untuk naik gunung pukul 08.00. Daaaannnn... belum 30 menit perjalanan rupanya Zidah sudah kalah dengan keadaan alam, tiba-tiba langsung berasa kaya orang mau pingsan, udah gak ngerti lagi deh itu berasa apa. Sejenak istiraha dulu sambil tidur untuk mulihin kondisi, nyaris gak mau nerusin naik gunung karena udah berasa lemes banget. Tapi karena semua orang ngeyakinin pasti bisa jadinya ya udah di lanjut, dan karena tasnya juga dibawain sama Ka Muder (Muka Dermawan) jadi cuuuss ajalah. Selain Ka Muder, ada juga kaka Mapalaska UIN Jogja yang lain yaitu Ka Togo, Ka Ling-Ling, Ka Naya, Ka Farid, dan Ka Pletot. Kaka-kaka Mapalaska yang super strong-lah pokoknya.








Setelah menerjang dan menghantam kejamnya hutan (lebay), akhirnya kami sampai di Pos2. Pos2 merupakan tempat terakhir yang ada sumber airnya. Jadi puas-puasin deh di situ untuk ambil air. Setelah istirahat beberapa jam untuk sekedar tiduran, foto, masak, dan sholat, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos3. Kami sampai di sana sebelum Maghrib dan langsung memasang 3 buah tenda. Setelah memasang tenda dengan kuatnya, kita langsung masak, dan ternyataaaa... air yang kita ambil dari Pos2 itu kurang. Alhasil, kita (Zidah, Ka Paah, Taqi, Ade, Aji, KaWali, dan Ka Faqih) gak masak nasi karena untuk mengirit air. Kita makan ala-kadarnya namanya juga sok-soan jadi anak gunug (anak gunung aja gak sok kaya kita haha). Kita masak mie goreng dan nugget yang ditaruh di satu tempat dan makan sama-sama. Enak gak enak namanya lagi di gunung mah enak ajah ^_^.

Setelah itu lanjut sholat dengan menggunakan air wudhu secangkir kecil, baru deh lanjut   tidur. Tenyata malam itu ada badai, tapi karena ngantuk jadi ya sudahlah eneng tak berdaya bang. Dan pas pagi bangun untuk sholat subuh ketika melihat keluar tenda entah barang-barang itu pada berpindah tempat asalnya karena kuatnya angin semalam. 

28 Juli 2016,
Bangguunn.... Semua sudah bangun dan dilanjutkan dengan foto-foto narsis membelakangi matahari untuk sekedar menikmati sejuknya alam Tuhan. Dilanjut masak-masak, makan bareng, beres-beres, langsung deh cuusss ke "Puncak Syarif". Giiillsss-gillllssss jalanannya gak nahan cooyy batu-batu, tapi serulah walaupun tetep masih gak kuat dengan menyeimbangkan nafas dan masih tetep harus banyak istirahat walaupun baru jalan sebentar (maafkan anak kecil yang baru dan masih manja ini v^_^)  tapi Alhamdulillah kita bisa sampai di Puncak Syarif. Di sana cuma sekitar 10 menit setelah itu dilanjutkan lagi ke Puncak Kenteng Songo (puncak yang di tunggu-tunggu).






Kita ke puncah Kenteng Songo  penuh rintangan menghadang coooyy (lebay gila), di situ ada yang namanya tanjakan setan dan sepertinya itu memang bener-bener setan banget deh soalnya ketinggiannya agak curam. Tapi kalau anak gunung yang sejati mungkin nganggep itu biasa aja kali ya. Ya sudahlah saya cuma anak gunung amatiran jadi baru manjat yang kaya gitu doang udah bilang "wooowww giiillss-giillsss". Engga lama manjat dari situ kita langsung menemukan "PUNCAAAAKKKK" Subhanallah banget deh.




 3142 mdpl, akhirnya kami bisa menggapaimu. Sebenernya pemandangan di sana itu bagus kalau tidak ada kabut. Tapi sayang, kabutnya demen banget berada di situ, jadi susah dapet foto pemandangan alam yang sesungguhnyan -_-".  Tapi gak apa, sekedar bisa melihat menggunakan mata tanpa harus diabadikan dengan mata ponsel pun kita sudah bahagia. Di puncak Kenteng Songo kita menghabiskan beberapa jam untuk benar-benar menikmati pemandangan alam dan membuat tulisan dan yang pasti sholat juga. Di puncak Kenteng Songog itu pertama kalinya Zidah mempraktikan tayamum yang dipelajari di SD (Alhamdulillah bisa praktek  ibadah tayamum, biasanya cuma pas ujian praktek doang haha)



Dua puncak sudah didaki, lanjut turun gunung. Pas turun gunung agak mengerikan karena itu kondisinya sudah gelap sedangkan kondisi kita masih berada di dalam hutan. Tapi berkat takdir Allah, akhirnya kami  sampai  di base-camp setelah Isya. Bersih-bersih, ngelurusin badan, ngelurusin kaki itu yang kami lakukan sembari menunggu jemputan untuk menjemput kita kembali dari Boyolali ke Jogja.


Kami di jemput menggunakan mobil bak terbuka di base-camp Selo (Boyolali) pukul 23.30. Di sana kabut sangat tebal sampai-sampai melihat orang pun dengan jarak 1 meter di dekat kita tak terlihat. It's amazing. Keadaan kita naik mobil bak terbuka pada waktu itu lagi hujan jadi kepala dan seluruh tubuh kita semuanya di tutup oleh atap plesit. Pernah liat sayur yang mau di jual ke pasar pake mobil bak dan ditutup atasnya kan? Naahh.. seperti itulah kondisi kita. Tapi keadaan kita yang seperti sayur diungkep dalam mobil gak lama ko. Sampai hujuannya reda kita lansung buka penuutpnya untuk memulihkan nafas kita menghirup udara segar Boyolali


Eeiittss.. pengorbanan kita untuk pulang gak sampe itu aja. Ternyata di jalanan pulang kita masih menemukan kendala. Jalanan yang akan kita lewati ternyata di tutup karena lagi di cor, jadi kita harus nunggu sampai jalan itu dibuka, yaaa nunggu beberapa menit gak maslaaha yang terpenting diantara waktu nunggu iut masih bisa tidur, meskipun harus tidur di jalanan yang baru diperbaiki.

Setelah menunggu beberapa menit sambil tidur dan akhirnya bermimpi, kita  melanjutkan perjalanan. Di mobil semua udah pada tepar kelelahan. Tapi walaupun yang lain pada tidur, Zidah berusaha untuk menjaga mata ini agar tidak terlelap (sayangkan udah ada di Boyolali tapi kalau cuma tidur dan gak ngerasain pemandangannya). Selama perjalanan pulang menggunakan mobil bak terbuka, Zidah dan Ka Wali berdiri, dingiiinn.. tapi karena mobilnya udah padet dan gak ada tempat duduk jadi ya sudahlah kita berdiri sampai perjalanan pulang. Alhamdulilllah akhirnya kami sampai base-camp Mapalaska UIN Jogja dan langsung memilih posisi terbaik untuk hibernasi


29 Juli 2016,
Hari berganti, dan kamipun masih berhibenasi. Indah memang setelah lelah melangkah dan akhirnya rebahan. Hari ini hari Jum'at, setelah yang pria selesai sholat Jum'at, kaka-kaka Mapalaska yang wanita ternyata telah mentiapkan soto mie yang kita akan santap bersama. dan kamu tau apa? Kita dibuatin sambel yang maknyus beeuudd dah ahh, pedes gilaa.. Asik-asik.




Selesai makan kita ngobrol-ngobrol di saung Mapalaska. Setelah itu baru pamit untuk merantau ke tempat penginapan yang lain. Hari menuju senja dan kami masih berada di mobil sewaan. Sejenak turun dari mobil dan berpindah tempat ke penginapan untuk sholat maghrib dan dilanjutkan ke mobil kembali untuk kita pergi ke Bukit Bintang. Kita di Bukit Bintang itu sebenernya cuma sebentar. Tapi karena ada suatu hal yang bikin kita gak bisa pulang. Kita harus menyelesaikan "teka-teki uang 10.000" jadi kita berusaha untuk nyelesain teka-teki itu. Dan teka-teki pun terselesaikan lanjut pulang ke penginapan.

Berdasarkan teori yang telah kita sepakati. Kita akan bersiap-siap untuk jalan-jalan kembali pukul 02.30 pagi. Tapi karena terlena oleh indahnya kasur, kita terlambat bangun. Alhasil kita melanjutkan perjalanan kita pukul 09.00Kamu tau? Tadinya kita itu mau jalan-jalan ke suatu objek wisata terbaik di Jogja. Tapi ternyata "tak seindah mata memandang", apa yang kita lihat di internet dengan apa yang kita lihat secara langsung itu berbeda. Jadi kita gak jadi ke tempat itu dan cuma muter-muter Jogja selama 3 jam menggunakan mobil yang full AC, full music, full lantunan suara Ka Faqih. 



Akhirnya muter-muter Jogja selama 3 jam berakhir karena kita harus mencari asupan nutrisi. Jauh-jauh ke Jogja, kita makan ayam goreng, udang goreng, dan kawan-kawannya haha tapi gak apalah yang penting kenyang, enak, murah. Selepas makan, seperti perjalanan awal, kita terburu-buru untuk pergi ke stasiun, nyaris telat juga. Tapi ternyata engga ko, hehe.. Perjalanan kita dari Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Senen dari pukul 14.30-01.00.

Dan perjalan kita pun berakhir. See you next trip genggss.. Jogja Istimewa ^_^.

Wednesday, June 29, 2016

Salam Prau untuk Pernikahan Boemi 25th

Selamat Ulang Tahun Pernikahan untuk yg ke-25 kali nya ya BUYA & UMI (Marzuqi Syatiri & Barkah Kakah)

B : Berjuta cinta dalam kehangatan
U : Ungkapan kasih dalam keharmonisan
Y : Yang tulus terjaga dalam keridhoan
A : Abadi dan tak akan tergantikan
U : Untaian cintamulah yang menjadikan kekuatan
M: Menjanjikan segala keindahan
I  : Indahnya cinta kan selalu bersama dalam sebuah do'a dan harapan

_salam sayang
Rizqiyah Wafiroh , Farhah Abadiyah , Zahidah Amatillah , Taqi Falsafati , Widya Azaa Zharifa , Muhdah Marommatul 'Aisy, Agam Damik Nuthqi ..